makalah

MAKALAH

PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD

OLEH

EMANUEL BATE

(061 644 034)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2009

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Inovatif

B. Penerapan Model Pembelajaran inovatif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

C. Contoh model pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam RPP

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa., karena atas anugerahnya penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan baik. Merasa akan pentingnya para pendidik dalam memilih dan menerapkan model-model pembelajaran inofatif yang akan diterapkan dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia.

Penulis menyadari dalAm pemyusunan makalah ini masih benyak kekurangan,jadi penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dan membantu penyusunan makalah ini ke arah yang lebih sempurna.

Selebihnya penulis berterimakasih atas kritik dan saran yang di berikan demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.sekalian sebagai kata maaf penulis menginginkan kita sebagai calon guru untuk saling membantu dan menemukan suatu kesepakatan atau titik temu yang dapat membangun pendidikan dewasa ini.

Surabaya, 15 November 2008

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dengan diberlakukannya Kurikulum Tinkat Satuan Pendidikan(KTSP) mengarahkan kepada guru sekolah dasar untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang lebih bervariasi di kelas.Untuk itu pendidik atau guru harus menguasai beberapa model pembelajaran yang dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran yang berlangsung di kelas sehingga dapat menarik perhatian siswa.Dengan adanya model pembelajaran bervariasi ini, diharapkan dapat menumbuhkan minat siswa dalam mengikuti pembelajaranagar kompetensi yang telah ditetapkan dapat tercapai oleh siswa.

Saat ini pembelajaran inovatif sangat dibutuhkan guru dalam pembelajaran karena akan membawa perubahan belajar bagi siswa.dalam kegiatan pembelajaran model pembelajaran inovatif sangat penting diterapkan kepada siswa karena itu merupakan teknik yang harus diterapkan guru bagaimana apabila digunakan dengan beberapa model pembelajaran inovatif yang ada dapat berjalan secara efektif dan efisien.

Dalam system pembelajaran tujuan merupakan komponen yang paling utama. Segala aktifitas siswa esti diupayakan mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Hal ini sangat penting sebab mengajar adalah proses yang bertujuan.Oleh karena keberhasilan suatu model pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu model pembelajaran yang harus digunakan guru.Hal ini penting bagi guru, karena guru yang menggunakan model pembelajaran yang tidak sesuai dengan mata pelajaran maupun materi maka atujuan pembelajaran kuang tercapai secara efektif dan efisisen.

Model pembelajara inovati sangat dibutuhkan oleh guru pada saat ini.Pembelajaran lama telah usang karena dipandang hanya berkutat pada metode mulut. Siswa sangat tidak nyaman dengan metode mulut. Sebaliknya, siswa akan nyaman dengan pembelajaran yang sesuai dengan pribadi siswa saat ini.

Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran langsung dapat meninkatakan pemahaman siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar?

2. Bagaimana bentuk penerapan model pembelajaran langsung agar dapat meningkatkan pemahama siswa?

C. Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujua penulisan makalah ini adalah :

1. Dengan menerapkan model pembelajaran inovatif, siswa dapat lebih berminat dan lebih tertarik dengan mata pelajaran dan mater yang di sajikan oleh guru.

2. Agar guru lebih kretif dalam menerapkan mdel pembejaran langsung pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekoah Dasar

3. Agar guru tidak salah memilih beberapa model pembelajaran inovatif sehingga dapat sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran yang telah ditantukan.

BAB II

PEBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Inovatif

Model pembelajaran inovatif merupakan mdel pembelajaran yang diterapkan guru agar kegiatan pembelajaran dapat bervariasi dan membangkitkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran dan materi yang disajikan.model pembelajaran inovatif ini sangat penting dan harus di gunakan oleh tenaga pendidik atau guru pada saat ini. Oleh karena itu sangatlah diharapkan kepada para pendidik untuk lebih memahami tenteng beberapa model pembelajaran inovatif. Sesuai dengan tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) saat ini, maka beberapa model pembelajaran inovatif sangat tepat digunakan oleh guru dalam meningkatkan pengetahuan siswa.

Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan dijadikan alternatif sehingga cocok untuk situasi dan kjondisi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur) yang sifatnya prinsip, modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan penyesuaian, penulis yakin kreativitas para guru sangat tinggi.

B. Penerapan Model Pembelajaran inovatif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

1. Model pembelajaran menyimak.

Ada beberapa model pembelajaran yang menjadi alternatif pilihan guru untuk mengajarkan menyimak, yakni

a. Model Pembelajaran langsung berupa Pertanyaan dan Jawaban

Model ini merupakan model yang paling sederhana dalam KBM menyimak. Tahap-tahapan kegiatannya adalah :

* Guru mengemukakan judul bahan simakan

* Guru mengajukan pertanyaan berkenaan dengan isi simakan yang akan dibicarakan

* Guru membacakan materi simakan. Pembacaan dapat dilakukan perbagian dengan diselingi pertanyaan atau dibacakan secara keseluruhan secara langsung

* Setelah materi simakan selesai dibacakan guru memberi kesempatan kepada siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami.

* Guru mengadakan tanya-jawab dengan siswa

* Siswa mengemukakan kembali informasi yang telah diperoleh, (bisa secara tertulis atau lisan).

b. Model Kegiatan Menyimak Secara Langsung/KML atau DLA (Direct Listening Activities)

Tahapan-tahapan kegiatannya, adalah:

* Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks simakan, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bahan simakan sebagai upaya untuk pembangkitan skemata siswa. Selanjutnya guru mengemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam menyimak

* Guru meminta siswa mendengarkan materi simakan yang dibacakan oleh guru.

* Guru melakukan tanya jawab tentang isi simakan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan yang terdapat dalam buku. Guru hendaknya menambahkan pertanyaan yang dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa atau masalah lain yang aktual

* Guru memberikan latihan/tugas/kegiatan lain yang berfungsi untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam menyimak.

c. Strategi Menyimak dan Berpikir Langsung /MBL atau DLTA (Direct Listening Thinking Activities)

Tahapan-tahapan kegiatannya, adalah.

* Persiapan menyimak

Pada tahap ini guru memberitahukan judul cerita yang akan disimak, misalnya “Saat Sendirian di Rumah” Berdasarkan judul teresbut guru menanyakan kepada siswa Bagaimana seandainya malam hari sendirian di rumah? Untuk membangkitkan imajinasi siswa guru bisa menunjukkan gambar rumah yang gelap. Selanjutnya guru mengajukan pertanyaan Apa kira-kira isi cerita yang akan dibacakan, apa yang kira-kira menarik dari cerita itu, bagaimana seandainya peristiwa itu terjadi pada kalian? Dan sebagainya.

* Membaca Nyaring

Guru membacakan cerita dengan suara nyaring secara menarik dan hidup. Pada bagian tertentu yang dianggap memiliki hubungan dengan prediksi dan tujuan pembelajaran, guru menghentikan pembacaan dan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Apa kesimpulan yang kalian peroleh, apa yang terjadi kemudian, apa yang terjadi selanjutnya dsb. Setelah tanya jawab dianggap cukup, guru melanjutkan membacakan lagi.

* Refleksi dan penyampaian pendapat.

Guru mengakhiri pembacaan, selanjutnya guru meminta siswa untuk mengemukakan kembali isi cerita dan guru meminta pendapat siswa tentang unsur-unsur cerita, misalnya tentang watak tokoh, tentang alur, seting dsb.

2. Model pembelajaran Membaca

a. Strategi Kegiatan Membaca Langsung/ KML atau DRA Direct Reading Activities)

Penggunaan strategi KMLadalah untuk mengembangkan kemampuan membaca secara komprehensif, membaca kritis, dan mengembangkan perolehan pengalaman siswa berdasarkan bentuk dan isi bacaan secara ekstensif. Adapun tahapan pengajarannya, adalah sebagai berikut.

* Guru mengemukakan tujuan pembelajaran, membacakan judul teks, bertanya jawab dengan siswa tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul bacaan sebagai pembangkitan pengalaman dan pengetahuan siswa serta engemukakan hal-hal pokok yang perlu dipahami siswa dalam membaca.

* Guru meminta siswa membaca dalam hati. Setelah siswa membaca guru melakukan tanya jawab tentang nisi bacaan. Pertanyaan tidak selalu harus diikat oleh pertanyaan seperti yang ada dalam buku teks. Guru bisa menambahkan pertanyaan sesuai dengan konteks kehidupan siswa maupun permasalahan lain yang aktual.

* Guru memberikan tugas latihan yang ditujukan untuk mengembangkan pemahaman dan keterampilan siswa sejalan dengan kegiatan membaca yang telah dilakukannya. Kegiatan itu bisa berupa menjelaskan makna kata-kata sulit dengan menggunakan kamus, membuat ikhtisar bacaan, mempelajari penggunaan struktur, ungkapan, dan peribahasa dalam bacaan.

b. Strategi SQ3R (Survey,Questions,Read,Recite,Review)

Tujuan penggunaan strategi ini, untuk membentuk kebiasaan siswa berkonsentrasi dalam membaca, melatih kemampuan membaca cepat, melatih daya peramalan berkenaan dengan isi bacaan, dan mengembangkan kemampuan membaca kritis dan komprehansif. Tahapan kegiatannya, adalah

* Tahap Persiapan : Guru meminta siswa membaca teks secara cepat (survey). Setelah itu guru meminta siswa membuat pertanyaan tentang bacaan (questions). Pertanyaan dapat langsung memanfaatkan pertanyaan pada tahap pramembaca.Tujuan pertanyaan ini, adalah untuk membentuk konsentrasi siswa dan membangkitkan pengetahuan dan pengalaman awalnya.

* Proses membaca. Setelah membuat pertanyaan, siswa melakukan kegiatan membaca (read). Sambil membaca, siswa membuat jawaban pertanyaan dan catatan ringkas yang relevan (recite).

* Pascamembaca : Siswa melakukan review, misalnya membahas kesesuaian pertanyaan dengan isi bacaan, maupun kegiatan lanjutan lain yang secara kreatif bisa dikembangkan oleh guru.

c. Strategi Membaca-Tanya Jawab /MTJ atau Request (Reading-Question)

Strategi ini ditujukan untuk mengembangkan kemampuan membaca komprehensif, memahami alasan pengambilan kesimpulan isi bacaan, dan peramalan lanjut berkenaan dengan isi bacaan. Tahapan kegiatannya, adalah

* Guru menjelaskan tujuan pengajaran, problem yang harus dipecahkan siswa, dan cara yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah

* Guru dan siswa melakukan pemecahan masalah, misalnya menemukan fakta, mendapat ide pokok,penggunaan ungkapan, pendapat yang tidak relevan dengan fakta, dansebagainya. Untuk memecahkan masalah tersebut, guru dan siswa melakukan kegiatan membaca paragraf pertama bacaan

* Setelah membaca paragraf pertama bacaan, guru meminta siswa meramalkan kemungkinan isi paragraf berikutnya. Guru dan siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati. Paragraf yang dibaca bisa satu paragraf atau lebih bergantung pada kemungkinan waktu yang tersedia.

* Tahap terakhir, adalah tanya jawab dan pembahasan jawaban pertanyaan.

d. Strategi Membaca dan Berpikir Secara Langsung/MBL atau DRTA (Direct Reading Thinking Activities)

Tujuan penggunaan strategi ini, adalah untuk melatih siswa untuk berkonsentrasi dan “berpikir keras” guna memahami isi bacaan secara serius. Adapun langkah-langkah kegiatannya, adalah.

* Guru meminta siswa membaca judul teks bacaan. Apabila mungkin, siswa diminta memperhatikan gambar, dan subjudul secara cepat. Setelah itu guru bertanya kepada siswa sebagai pembangkit prediksi dan penciptaan konsentrasi saat membaca. Pertanyaan tersebut misalnyaApa kira-kira isi paragraf selanjutnya? Mengapa Kalian membuat pemikiran demikian?”

* Guru meminta siswa untuk membaca dalam hati satu atau dua paragraf bacaan dengan berkonsentrasi untuk menemukan kebenaran/kesalahan peramalan yang dilakukan semula.

* Bagian lanjut bacaan yang belum dibaca/ditanyakan ditutup dulu dengan kertas. Setelah membaca dalam hati guru mengajukan pertanyaan, “Apa kira-kira isi paragraf berikutnya?” “Mengapa Kalian memperkirakan demikian?”

* Langkah seperti tersebut di atas dilakukan sampai dengan bacaan itu habis/selesai dibaca. Selanjutnya dapat dilakukan menjawab pertanyaan tentang isi bacaan atau kagiatan yang lain.

e. Strategi Penghubungan Pertanyaan-Jawaban /PPJ atau QAR (Questions-Answer Relationship)

Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memperoleh berbagai informasi dari berbagai sumber yang berkaitan dengan berbagai bidang. Pertanyaan dapat disusun oleh guru atau dapat memanfaatkan daftar pertanyaan yangn ada dalam bacaan. Adapun jawabannya dapat diperoleh siswa melalui cara berikut.

1. Menemukan kata atau kalimat dalam teks sebagai jawaban dari pertanyaan. Contoh “Siapa yang bertanggung jawab untuk menciptakan suasana nyaman di kelas?”

2. Jawaban ada dalam teks tetapi harus menghubung-hubungkan kata atau kalimat pada bagian –bagian yang berbeda. Contoh pertanyaannya “ Apa yang menyebabkan kelas kita menjadi juara Lingkungan Nyaman?”

3. Pemahaman isi teks merupakan bahan penemuan jawaban, tetapi pemahaman tersebut berkaitan dengan pemahaman yang tersirat.Dengan demikian untuk menjawab pertanyaan itu diperlukan adanya hubungan dialogis antara pemahaman isi teks dengan pengalaman dan pengetahuan pembaca. Contoh: “Bagaimana hubungan timbal-balik antara lingkungan alam denganlingkungan kehidupan keluarga?”.

4. Jawaban tidak dapat ditemukan dalam teks. Untuk menemukan jawaban pertanyaan harus menghubung –hubungkan sesuatu yang dinyatakan penulis, merefleksikan kembali berbagai pengalaman dan pengetahuan dengan memanfaatkan berbagai sumber informasi. Contoh pertanyaan “Mengapa sebagai ekosistem lingkungan menentukan kehidupan organisme manusia, binatang, dan tumbuhan?”

Berdasarkan gambaran pilihan jenis pertanyaan seperti di atas, tahap kegiatan yang dilakukan, adalah

* Guru mengemukakan tujuan pengajarannya, problem yang mesti dipecahkan siswa, dan cara yang perlu dilakukan siswa untuk memecahkan masalah. Masalah yang dipecahkan siswa adalah memahami dan menjawab pertanyaan dalam berbagai jenis dan tingkatannya.

* Siswa melakukan kegiatan membaca dalam hati. Setelah kegiatan membaca selesai, dilakukan kegiatan tanya jawab dan pembahasan.

* Pertanyaan yang penemuan jawabannya memerlukan berbagai sumber dan berbagai kegiatan lain, misalnya pengamatan dan wawancara diberikan dalam bentuk tugas untuk dilaporkan pada pertemuan berikutnya. Pengerjaan tugas seyogyanya dikerjakan secara kelompok.

f. Strategi Pengelompokan dan Pemetaan Isi Bacaan/ PPIB atau GMA (Group Mapping Activities)

g. Strategi ini digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyusun dan memahami bagan, mengelompokkan, memetakan isi bacaan, misalnya bacaan cerita dan memetakan isi bacaan secara umum.Adapun tahapan pembelajarannya, adalah.

* Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa, misalnya siswa diminta membuat diagram plot cerita.

* Proses Membaca : Siswa membaca dalam hati tanpa diinterupsi oleh guru dalam waktu yang ditentukan.

* Selanjutnya siswa diminta mengemukakan pemahaman isi bacaan, misalnya plot dalam bentuk bagan. Berdasarkan bagan yang disusun, siswa diminta mengemukakan satuan kelompok isinya secara lisan. Siswa lain diminta menanggapi.

3. Model dalam pembelajaran Menulis

1. Strategi Proses Menulis Terbimbing/PMT atau GWP (Guiding Writing Process)

Strategi PMT pada intinya adalah mengjar siswa dengan kegiatan menulis dengan mencontoh model karangan yang telah dibacanya. Kegiatan yang ditempuh, adalah

* Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan cara melakukan kegiatan belajar yang harus ditempuh oleh siswa.

* Siswa membaca teks dan mempelajarinya ditinjau dari judul, huibungan ide-ide pokok, dan pola pengembangan paragrafnya. Dalam penulisan cerita diawali dengan membaca cerita untuk memperoleh gambaran bagian-bagian cerita, isi bagan yang satu dengan yang lain.

* Berdsarkan pemahaman contoh model yang dibacanya, siswa melakukan kegiatan (1) pramenulis, (2)menulis draf, dan (3) melakukan perbaikan.

2. Strategi Menulis Secara Langsung/ MSL atau DWA (Direct Writing Activities)

Strategi ini dilakukan misalnya pada saat siswa menulis buku, atau menulis dalam buku harian, dan menulis karya ilmiah. Adapun langkah-langkahnya adalah.

* Siswa diminta menentukan topik karangan melalui kegiatan tukar pendapat dengan teman/ kelompok diskusi. Guru membantu membangkitkan gambaran berkenaan dengan topik yang mungkin digarap.

* Guru membantu siswa menggambarkan kerangka karangan Misalnya melalui webbing, mendaftar ide-ide pokok dan sebagainya.

* Siswa memanfaatkan sumber informasi yang bisa diperoleh dan menyusun draf karya tulis.

* Siswa saling menukarkan dan mempelajari draf karangan dan saling memberi bahan masukan

* Guru mengoreksi draf karangan siswa dan mengadakan pembahasan secara singkat dengan difokuskan pada bagian-bagian yang perlu diperbaiki

* Siswa memperbaiki draf sesuai dengan masukan teman dan guru.

* Siswa menuliskan kembali dan memublikasikan melalui mading atau membacakan di depan kelas.

4. Model dalam pembelajaran Membaca

Kegiatan berbicara meliputi berbagai bentuk, dan setiap bentuk memiliki kekhasan. Secara umum prosedur KBM yang dirancang perlu memperhatikan langkah KBM pada tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut atau pasca wicara. Pada tahap persiapan, misalnya langkah kegiatan bisa berupa penyiapan naskah sambutan. Tahap pelaksanaan mengacu pada kegiatan yang dilakukan siswa ketika membacakan naskah sambutan. Sementara tindak lanjut diisi dengan kegiatan penilaian pembacaan naskah sambutan.

Bentuk KBM lain yang juga bisa digunakan, misalnya dalam pembelajaran dialog, adalah kegiatan bermain peran. Tahapan yang dilakukan adalah tahap persiapan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Penentuan KBM wicara dalam berbagai kemungkinan bentuknya dapat dijabarkan berdasarkan identifikasi dari uraian yang terdapat dalam buku pelajaran.

C. Contoh model pembelajaran Bahasa Indonesia Dalam RPP

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : IV/2

Tema : Lingkungan

Subtema : Lingkungan Sekolah

Aspek : Menulis

I. Standar Kompetensi

Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk karangan puisi untuk anak.

II. Kompetensi Dasar

Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat

III. Indikator

1. Menentukan topik puisi yang akan ditulis

2. Menuliskan kesan visual tentang benda sekitar dengan menggunakan kata-kata konkret

3. Menulis puisi dengan memanfaatkan benda-benda sekitar sebagai medianya.

4. Menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.

IV. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menentukan topik puisi yang akan ditulis

2. Siswa dapat menuliskan kesan visual tentang benda-benda sekitar dengan menggunakan kata-kata konkret

3. Siswa dapat menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat.

V. Materi Pembelajaran

1. Puisi Bebas

2. Cara menulis puisi

VI. Metode Pembelajaran

o Pemodelan

o Demonstrasi

o Penugasan

Model Pembelajaran Langsung

VII. Langkah-langkah Pembelajaran

1. Kegiatan Awal ( 10 ‘)

* Presensi

* Siswa dan guru bertanya jawab tentang puisi yang pernah dipelajari sebagai apersepsi

2. Kegiatan Inti ( 60’ )

* Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang puisi yang pernah dipelajari dengan puisi bebas yang akan dipelajari

* Siswa bersama dengan guru menuliskan kesan visual tentang suatu benda dengan menggunakan kata-kata konkret

* Siswa memperhatikan contoh dari guru penulisan puisi dengan menggunakan media benda-benda sekitar

* Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang belum dimengerti

* Siswa diminta mencari objek di sekitar untuk dituangkan dalam bentuk puisi sederhana

* Secara berpasangan siswa diminta untuk sharing, saling memberikan masukan dan koreksi terhadap puisi yang ditulisnya

* Siswa memperbaiki puisinya berdasarkan masukan temannya dan menuliskan kembali dengan tulisan yang baik dan benar

* Secara bergilir siswa maju untuk membacakan puisi hasil tulisannya.

3. Kegiatan Akhir (10’)

* Siswa dan guru merangkum dan menyimpulkan materi, yaitu cara menulis puisi dengan menggunakan pilihan kata yang tepat

* Siswa diberi tugas rumah

V. Sumber Belajar

1. Lingkungan benda-benda sekitar

2. KTSP 2006

3. Buku Pelajaran Bahasa Indonesia jilid I

VI. Penilaian

Tes dan Unjuk kerja

SOAL

1. Identifikasi minimal tiga objek yang menurutmu paling menarik untuk kamu jadikan bahan menulis sebuah puisi

2. Tentukan satu objek dari tiga objek di atas kemudian tuliskan kata-kata konkret untuk enggambarkan bentuk visualisainya

3. Berdasarkan kalimat dan kata-kata konkret yang telah kamu tulis, susunlah sebuah puisi sederhana.

PEDOMAN PENSEKORAN UNTUK SOAL NO 2

KEGIATAN

SKOR

Siswa menuliskan 3 kalimat atau lebih

2

Siswa menuliskan 1-2 kalimat

1

Siswa tidak menuliskan apa-apa

0

NO

ASPEK

DESKRIPTOR

SKOR

1

Kesesuaian Isi

Isi puisi sesuai dengan tema yang dipilih

1-2

2

Kesesuaian Visualisasi

Visualisasi sesuai dengan bendanya

1-2

3

Pilihan kata

Ketepatan dalam memilih kata

1,5-3

4

Penggunaan Ejaan

Ketepatan dalam menggunakan huruf besar, tanda baca, ketepatan penulisan

1-2

5

Kejelasan dan kerapian

Tulisan rapi dan jelas

0,5-1

PEDOMAN PENILAIAN UNTUK SOAL NO 3

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sesuai yang telah diterangkan pada bagian pembahasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran dewasa ini sangat membutuhkan penerapan model pembelajaran inofatif.Dengan demikian sangat diharapkan kreatifitas guru dalam memilih dan menerapkan beberapa model pembelajaran inofatif sesuai dengan kajian materi.

Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai maka guru harus lebih efektif dalam menggunakan model pembelajaran yang bersifat efisien dan efektif.Khususnya dalam pembelajaran Bahas Indonesia sangat diharapkan bagi pendidik untuk menerapkan model pembelajaran yang dapat menarik minat siswa. Oleh karena itu, guru harus menggunakan model-model pembelajaran inofati agar dapatmenciptakan suasana belajar yang bervariasi sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai secara optimal.

B. SARAN

Ø Sebagai seorang pendidik kita harus teliti dalam memilih dan menerapkan model-model pembelajaran inovatif.

Ø Sebagai pendidik harus memiliki intelektual dn profesinalisme yang tinggi dalam mengelolah kelas sesuai dengan model pembelajaran inovatif yang diterapkan

Ø Guru sebaiknya menerapkan model pembelajaran yang tepat dan efisien untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina (2006).Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana, Prenada Media Group

http://mbahbrata-edu.blogspot.com/2008/09/model-pembelajaran-inovatif-di-sd.html

0 Responses